Related items based on your search keywords will be listed here.

Home>For Employer > Yuk, Bangun Engagement Positif untuk Internal Branding Perusahaan
For Employer

Yuk, Bangun Engagement Positif untuk Internal Branding Perusahaan

Karina

January 15 • 7 min read

Engagement antara manajemen dan pekerja merupakan kunci untuk mempertahankan produktivitas dan efisiensi tempat kerja dan operasional bisnis sehari-hari. Sayangnya, banyak manajemen yang tidak menyadari bahwa pekerja mereka merasa tidak terpuaskan, kelelahan, sampai burnout.

Ketidakpedulian manajemen akan pekerja ini seringkali menghasilkan outcome yang negatif yang berakhir menjadi budaya kerja yang toxic. Engagement yang buruk antara manajemen dan pekerja pun bisa mempengaruhi performa serta tingkat retensi pekerja.

Jika selama ini, manajemen hanya memfokuskan diri pada employer branding eksternal untuk meningkatkan awareness kandidat dan masyarakat secara luas, maka ini di tahun yang baru ini, saatnya bagi manajemen bersama HR membangun employer branding internal atau internal branding perusahaan untuk meningkatkan awareness pekerja akan perusahaan dan membangun engagement yang sehat antar pekerja, manajemen, dan HR.

Employer branding internal atau internal branding dideskripsikan sebagai usaha dari sebuah organisasi atau perusahaan untuk terus terhubung dengan pekerjanya. Banyak strategi yang dilancarkan HR dan manajemen untuk membantu menjaga engagement untuk terus berjalan, salah satunya seperti memelihara alur komunikasi yang terbuka.

Selain memelihara alur komunikasi yang terbuka antara manajemen, HR, dan pekerja, masih ada lima cara lainnya yang bisa dijadikan strategi untuk memelihara internal branding yang baik:

1. Menjadwalkan one-on-one check in antara manajemen, HR, dan pekerja

Inisiasi one-on-one check in secara reguler antara manajemen, HR, dan pekerja, merupakan permulaan dari terbentuknya internal branding dan engagement yang kuat antar ketiga tonggak utama sebuah perusahaan atau organisasi ini.

HR dan manajemen bisa melakukan secara face-to-face atau virtual–karena pandemi masih ada–setiap seminggu atau sebulan sekali, kemudian temukan poin-poin yang selalu dibicarakan oleh pekerja. Semakin sering HR dan manajemen melakukan regular check-in one-on-one, pekerja akan semakin terbiasa dan nyaman untuk bercerita kepada HR dan manajemen tentang pekerjaan dan kesehariannya.

Manajemen dan HR pun jadi mudah untuk mengetahui improvisasi dan perbaikan apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan engagement dan internal branding lebih baik lagi di tengah perusahaan.

2. Bertanya tentang saran dan kritik kepada pekerja

Saran dan kritik yang konstruktif merupakan saran dan kritik yang terbentuk atas engagement yang erat dan sehat serta dua arah. Tidak hanya manajemen dan HR yang dapat memberi saran dan kritik kepada pekerja, namun pekerja pun dapat berikan saran dan kritiknya kepada manajemen dan HR.

Jika Anda memperhatikan, saran dan kritik akan selalu ada dalam setiap proses pembentukan internal branding. Saran dan kritik merupakan salah satu aspek terpenting dari pembentukan internal branding.

Lewat saran dan kritik yang dilontarkan pekerja untuk manajemen dan HR, manajemen dan HR dapat terus memperbaiki kekurangan atau mempertahankan nilai-nilai yang sudah ada di perusahaan, demi kemajuan perusahaan dan efektivitas dalam bekerja.

3. Promosikan nilai kerja sama di tempat kerja

Seluruh pekerja harus menyadari bahwa performa dalam bekerja bukanlah sebuah hal yang patut dijadikan kompetisi. Performa dalam bekerja adalah tentang bekerja sama untuk memberikan kemampuan terbaik demi tercapainya tujuan bersama.

Manajemen dan HR harus bisa menyampaikan pesan ini kepada pekerja, walaupun setiap pekerja memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun tanggung jawab tersebut terhubung satu sama lain sebagai sebuah usaha untuk memberikan hasil terbaik untuk customer atau klien perusahaan.

4. Selesaikan konflik yang ada secara rasional

Namanya konflik pasti akan ada di setiap langkah dalam kehidupan. Tidak terkecuali di dalam kantor. Namun, dibalik semua konflik yang ada, pemecahan masalah harus juga ada dan jadi prioritas utama.

Jika HR dan manajemen belum mengetahui alasan dibalik sebuah konflik yang terjadi, jangan buru-buru mengambil keputusan tentang siapa yang salah dan benar. Utamakan komunikasi yang lancar secara dua arah untuk memecahkan setiap konflik yang ada.

5. Beri nilai kebersamaan kepada pekerja

Selain komunikasi, kebersamaan juga menjadi poin yang penting dalam membangun engagement dalam internal branding yang baik antar pekerja, manajemen, dan HR.

Seperti yang dijelaskan di atas, walaupun tanggung jawab setiap individu berbeda, namun, tanggung jawab tersebut merupakan suatu kesatuan untuk mencapai tujuan yang menjadi goals dari perusahaan.

Untuk memulai sebuah nilai kebersamaan yang erat antar pekerja, manajemen dan HR bisa membuat acara seperti makan siang bersama atau memberikan pekerja corporate brand merchandise.

Internal branding dan engagement merupakan dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Engagement yang positif dapat berdampak kepada internal branding yang positif juga. Selain itu, internal branding yang positif dapat meningkat produktivitas dan kolaborasi antar pekerja.

Selain dapat meningkatkan retensi pekerja, internal branding dan engagement juga dapat memberdayakan pekerja untuk mengambil keputusan yang baik untuk mencapai goals perusahaan.

mau-kandidat-terima-tawaran-kerja-dalam-sekali-offer-pelajari-hal-hal-berikut

Artikel ini dilansir dari Business, Glassdoor, Reflektive.

Share Via:

About The Writer

Hello, my name is Karina and I work as a freelance contributor at Kalibrr. I enjoy reading self-improvement books and working out. More about Karina

Comments (0) Post Comment

No comment available yet!